Selama ini, unlearning sering dipahami sebagai urusan pribadi. Ia dikaitkan dengan kesiapan individu untuk berubah, membuka diri, atau bersikap reflektif. Pemahaman ini tidak keliru. Namun dalam praktik mengajar, cara pandang tersebut belum cukup.
Dalam dunia mengajar, unlearning teaching tidak berdiri sebagai proses personal semata. Ia adalah bagian dari proses profesional yang melekat pada praktik sehari-hari.
Setiap profesi membentuk cara kerjanya secara bertahap. Cara berpikir, cara mengambil keputusan, dan cara merespons situasi tumbuh dari pengalaman yang berulang, tuntutan yang terus muncul, serta ekspektasi yang harus dipenuhi. Dalam konteks kelas, banyak keputusan memang harus diambil dengan cepat. Situasi jarang memberi ruang panjang untuk berhenti dan menimbang semuanya secara tenang.
Masalahnya bukan pada kecepatan itu sendiri. Masalah muncul ketika kecepatan berubah menjadi pola tetap yang tidak lagi disadari. Ketika keputusan diambil bukan karena situasi saat ini benar-benar menuntutnya, tetapi karena cara tersebut sudah lama terasa aman dan familiar. Di titik inilah unlearning teaching menjadi kebutuhan profesional, bukan sekadar pilihan pribadi.
Sebagai proses profesional, unlearning teaching membantu membedakan antara pengalaman dan kebiasaan. Pengalaman adalah sumber pembelajaran yang berharga. Namun ketika pengalaman selalu langsung diterjemahkan menjadi respons otomatis, ia berhenti menjadi bahan refleksi. Yang tersisa hanyalah pengulangan, bukan pembelajaran.
Penting untuk dipahami bahwa unlearning tidak bertujuan melemahkan rasa percaya diri pendidik. Justru sebaliknya. Ia memperkuat kualitas pengambilan keputusan dengan mengembalikan kesadaran ke dalam praktik mengajar sehari-hari. Unlearning mengajak pendidik untuk kembali bertanya: dari mana respons ini muncul, dan apakah ia masih relevan dengan situasi yang sedang dihadapi.
Proses unlearning menuntut keterampilan tertentu. Bukan keterampilan teknis, melainkan keterampilan mental. Kemampuan menahan reaksi. Kemampuan membaca situasi sebelum bertindak. Kemampuan membedakan keputusan yang lahir dari konteks saat ini dengan keputusan yang muncul dari kebiasaan lama.
Karena itu, unlearning teaching tidak bisa diperlakukan sebagai momen sesaat. Ia tidak selesai dengan satu kali refleksi atau satu pelatihan. Unlearning adalah proses berkelanjutan yang perlu dirawat dalam praktik profesional sehari-hari, seiring dengan konteks dan tuntutan yang terus berubah.
Dalam proses ini, ketidaknyamanan sering muncul. Bukan karena seseorang kurang kompeten, tetapi karena unlearning menyentuh wilayah yang selama ini jarang dipertanyakan. Ketika refleks lama ditahan, muncul ruang kosong. Ruang ini sering terasa canggung, namun justru di sanalah ruang belajar kembali terbuka.
Tanpa unlearning sebagai proses profesional, perubahan mudah berhenti di permukaan. Pendekatan baru diterapkan, istilah baru digunakan, tetapi cara berpikir dan cara mengambil keputusan tetap sama. Praktik terlihat berubah, namun kualitas pembelajaran tidak benar-benar bergerak.
Di sinilah unlearning teaching memberi fondasi yang lebih kokoh. Ia memastikan bahwa setiap perubahan lahir dari cara berpikir yang telah disesuaikan dengan konteks saat ini, bukan sekadar mengikuti tren atau tuntutan sesaat. Dengan fondasi ini, perubahan menjadi lebih relevan dan berkelanjutan.
Dari sini, pertanyaan berikutnya menjadi semakin jelas. Jika unlearning adalah proses profesional yang berkelanjutan, alat apa yang dapat membantu menjaga proses ini tetap sadar dan terarah? Pertanyaan inilah yang membuka pembahasan selanjutnya. #RW






Leave a comment