Melepaskan sesuatu yang sudah lama dilakukan tidaklah mudah. Bahkan ketika seseorang sudah menyadari bahwa perubahan diperlukan, dorongan untuk kembali pada cara lama sering tetap muncul. Bukan karena tidak tahu apa yang perlu dilakukan, melainkan karena apa yang dilepaskan bukan sekadar kebiasaan.

Dalam praktik mengajar, banyak hal terbentuk melalui pengalaman panjang. Cara mengajar tertentu tidak berdiri sendiri. Ia terhubung dengan rasa percaya diri, rasa mampu, dan identitas profesional. Ketika praktik ini mulai dipertanyakan, yang terasa terganggu bukan hanya caranya, tetapi juga keyakinan tentang diri sendiri.

Di sinilah unlearning sering terasa lebih sulit daripada learning. Learning menambahkan sesuatu yang baru. Unlearning meminta kita menahan sesuatu yang sudah terasa benar dan familiar. Proses ini bukan terutama soal kemampuan, melainkan soal kesiapan memberi jarak pada respons yang selama ini memberi rasa aman.

Kesulitan ini sering muncul sebagai ketidaknyamanan. Ada dorongan untuk segera kembali ke pola lama. Ada keinginan menutup ruang ragu dan kembali pada kepastian. Semua ini wajar. Otak manusia secara alami mencari stabilitas, terutama dalam situasi yang menuntut keputusan cepat.

Namun justru di titik inilah unlearning bekerja.

Ketika respons otomatis ditahan, ruang berpikir mulai terbuka. Ruang ini mungkin terasa canggung dan tidak pasti, tetapi di sanalah kesempatan untuk membaca situasi dengan lebih jernih muncul. Tanpa ruang ini, keputusan akan terus kembali pada pola lama, meskipun konteksnya sudah berubah.

Penting untuk dipahami bahwa kesulitan dalam melepaskan bukanlah tanda kelemahan. Ia adalah bagian alami dari proses profesional. Ketika sesuatu terasa sulit dilepaskan, sering kali itu karena sesuatu tersebut pernah sangat berguna. Kesulitan ini justru menandakan bahwa pengalaman tersebut memiliki nilai.

Karena itu, unlearning tidak meminta seseorang memutus hubungan dengan masa lalu. Unlearning mengajak kita menempatkan pengalaman lama sebagai referensi, bukan sebagai pengendali utama. Dengan cara ini, pengalaman tetap dihargai, tetapi tidak lagi menentukan respons secara otomatis.

Proses ini membutuhkan waktu dan latihan mental. Menahan reaksi. Mengamati dorongan untuk segera bertindak. Memberi ruang sebelum mengambil keputusan. Semua ini tidak terjadi secara instan. Namun tanpa proses ini, perubahan yang diharapkan sering berhenti di permukaan.

Memahami mengapa melepaskan terasa sulit membantu kita bersikap lebih jujur pada diri sendiri. Ia mengingatkan bahwa unlearning bukan soal cepat atau lambat, melainkan soal kesadaran dan keberlanjutan. Dari kesadaran inilah langkah berikutnya menjadi mungkin.

Jika melepaskan memang tidak mudah, maka unlearning membutuhkan sesuatu yang dapat menopang proses ini agar tetap sadar dan terarah. Bukan untuk menggantikan refleksi, tetapi untuk menjaganya. Di sinilah peran alat bantu berpikir mulai menjadi relevan, dan pembahasan selanjutnya akan bergerak ke arah itu. #RW

Leave a comment

Trending