Dalam setiap proses belajar, perbedaan selalu muncul. Cara seseorang terlibat, memahami, dan merespons pembelajaran tidak pernah sepenuhnya sama. Perbedaan ini bukan pengecualian. Ia adalah kondisi dasar ketika manusia belajar.
Selama ini, perbedaan sering diperlakukan sebagai sesuatu yang perlu segera disesuaikan. Ketika respons tidak berjalan seperti yang diharapkan, perhatian dengan cepat tertuju pada bagaimana membuat proses kembali rapi. Cara berpikir ini terasa wajar, karena keteraturan sering dianggap sebagai tanda bahwa pembelajaran berjalan dengan baik.
Namun pendekatan semacam ini menyisakan satu persoalan penting. Ketika perbedaan terlalu cepat ditutup, proses belajar justru kehilangan informasi yang seharusnya bisa dibaca.
Perbedaan memberi petunjuk tentang apa yang sedang terjadi di dalam proses belajar. Ia menunjukkan bagaimana seseorang berinteraksi dengan situasi yang dihadapi. Ketika perbedaan dibaca dengan tenang, bukan sebagai gangguan, kita mulai melihat bahwa tidak semua variasi membutuhkan perbaikan. Sebagian hanya perlu dipahami.
Di sinilah cara pandang mulai bergeser.
Fokus tidak lagi pada bagaimana mengembalikan keadaan ke pola yang dianggap ideal, tetapi pada bagaimana membaca situasi yang sedang berlangsung. Apa yang membuat seseorang terlibat. Apa yang membuat pemahaman terhambat. Apa yang membuat respons sulit muncul. Semua ini menjadi bahan pertimbangan, bukan masalah yang harus segera ditutup.
Pendekatan ini menuntut jeda. Jeda untuk menahan refleks lama yang ingin segera menyeragamkan. Jeda untuk memberi ruang agar proses belajar bisa terbaca dengan lebih jujur. Jeda ini sering terasa tidak nyaman, karena keteraturan yang cepat memberi rasa aman. Namun tanpa jeda, keputusan yang diambil sering kali hanya mengulang kebiasaan lama.
Dengan memberi ruang pada perbedaan, keputusan yang diambil menjadi lebih sadar. Bukan karena ingin mengakomodasi semua hal, tetapi karena ingin merespons situasi dengan lebih tepat. Perbedaan tidak lagi memicu kecemasan, melainkan membuka pemahaman.
Di titik ini, cara melihat pembelajaran mulai berubah. Yang dicari bukan satu cara terbaik, tetapi cara yang paling masuk akal untuk situasi yang sedang dihadapi. Dari sinilah keputusan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan mulai tumbuh. #RW






Leave a comment