Sejarahnya bagaimana sehingga muncul ide Most Direct Meaningful Learning (MDML)? Bagaimana penjelasan tentang MDML?

Ide MDML itu muncul setelah kita mengalami pembelajaran di masa pandemik. Pada waktu itu kita mengadakan evaluasi terhadap kualitas learning experience online learning. Hasilnya memang sudah diduga bahwa offline learning lebih bagus dibanding online learning, apalagi untuk lower level. Nah atas dasar itulah kemudian Tim Kurikulum bersama dengan FISLC merumuskan MDML, yaitu Most Direct Meaningful Learning. Artinya, siswa akan mengalami learning experience secara utuh, terstruktur dan bertahap. Caranya dengan menghubungkan pengetahuan baru yang substansial dengan prior knowledge yang dimiliki. Knowledge ini selanjutnya digunakan siswa untuk membentuk pemahaman dasar yang kuat, matang dan lebih baik.

Apa tujuan MDML?

  1. Membantu siswa menyerap informasi dengan baik dan tepat.
  2. Membentuk pemahaman yang kuat pada siswa. Pemahaman ini nantinya akan menjadi prior knowledge untuk proses belajar berikutnya. Sejak dini, anak-anak sudah didesain dan diberi pemahaman bahwa belajar akan berlangsung secara berkesinambungan. Belajar akan berlangsung seumur hidup kita.
  3. Membentuk struktur kognitif yang baik pada siswa sesuai dengan Bloom’s Taxonomy.

Siapa saja yang terlibat dan berperan dalam MDML?

Ada 3 pihak yang terlibat, yaitu siswa, orang tua dan guru (sekolah). Sekolah dan guru menjadi satu kesatuan. Guru (sekolah) adalah perancang proses belajar. Guru memiliki peran menentukan materi yang dianggap substansial untuk dipelajari oleh anak, guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang terstruktur dan memiliki skema yang jelas. Guru juga mempersiapkan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga harus berhasil menciptakan learning environment dan best learning experience bagi siswa. Yang tak kalah penting, peran guru untuk mengevaluasi keseluruhan kegiatan belajar harus baik karena hasil evaluasi itu akan digunakan untuk perbaikan supaya mencapai optimal learning.

Bagaimana dengan peran siswa dalam MDML? Apakah orang tua juga dilibatkan?

Siswa berperan sebagai pelaku utama proses belajar MDML. Untuk itu siswa perlu memiliki pemahaman yang tepat mengenai proses yang akan mereka lalui dan bagaimana seharusnya siswa merespon stimulasi yang diberikan oleh guru.

Lalu dimana peran orang tua? Karena proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah, maka orang tua sebagai pendamping siswa diharapkan memberi dukungan untuk melanjutkan proses belajar di rumah; walaupun porsinya tidak terlalu besar. Sosialisasi tehadap konsep, tujuan, dan implementasi MDML, terus dilakukan dan dikampanyekan di sekolah. Karena sekolah sangat yakin apabila healthy relationship dengan orang tua baik, niscaya optimal learning lebih cepat terjadi.

Mengapa memilih konsep Most Direct Meaningful Learning?

Pada waktu itu FIS ingin kembali menjalankan program meaningful learning setelah tertunda akibat pandemik. Seiring semakin membaiknya pasca pandemik, pemerintah menginstruksikan supaya sekolah mulai mengadakan peralihan dari pembelajaran hybrid ke 100% tatap muka. Tim Kurikulum kemudian mengadakan riset materi pelajaran dan membandingkan dengan kualitas siswa saat belajar online learning. Hasilnya adalah sekolah perlu membuat solusi terbaik supaya siswa memiliki pemahaman yang kuat pada factual knowledge terlebih dahulu, sebelum belajar materi lanjutan. Selanjutnya ide ini menjadi konsep dasar Most Direct Meaningful Learning. Seluruh komponen sekolah bekerja keras dan bekerja sama supaya konsep MDML ini menjadi kenyataan dan bisa berjalan mulus saat diimplementasikan. Manfaat MDML, yaitu siswa akan memiliki pemahaman yang sangat kuat pada pemahaman dasar, terus menerus disosialisasikan. Singkatnya, melalui konsep MDLMD materi pelajaran yang didapat siswa pada tahun ajaran yang akan datang akan menjadi prior knowledge pada pembelajaran di tahun berikutnya.

Bagaimana caranya mengimplementasikan meaningful learning?

Agar meaningful learning bisa menjadi kenyataan ada 3 hal yang harus diperhatikan.

  1. Siswa perlu memiliki kesiapan untuk belajar.
  2. Materi baru yang dipelajari harus memiliki kadar kebermaknaan logis.
  3. Guru harus benar-benar memahami materi yang disampaikan dengan perencanaan yang baik dengan menggunakan data to value chain.

Ada empat aspek yang muncul apabila kita mempelajari ketiga hal tersebut di atas, yaitu materi ajar, lingkungan belajar, guru, dan siswa. Keempat aspek ini harus diciptakan dan dikondisikan dengan baik. Materi ajar dan lingkungan belajar merujuk pada Performance Expectation Criteria (PEC) dan learning target yang telah divalidasi oleh LIPCo (tim kurikulum). Sementara guru, dibekali dengan pengetahuan dasar seperti Bloom’s Taxonomy, Data to Value Chain, dsb. Arahan yang tepat dari Tim Kurikulum tentunya sangat dibutuhkan karena berpengaruh pada cara guru mengaplikasikan Most Direct Meaningful Learning. Hal ini harus menjadi perhatian yang serius karena dampaknya pada progres belajar siswa.

Strategi apa yang digunakan supaya MDML dapat mencapai tujuan? Apakah ada langkah-langkah tertentu yang disiapkan?

Ya pasti ada strategi khusus yang disiapkan supaya tujuan MDML tercapai. Selain itu prediksi dan antisipasi juga sudah disiapkan. Yang pasti kami fokus pada tujuan. Strategi yang diterapkan untuk mencapai tujuan MDML sebagai berikut:

  1. Menentukan dan memformulasikan konsep Most Direct meaningful Learning sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
  2. Membentuk skema kelas dan skema pembelajaran sesuai konsep Most Direct Meaningful Learning.
  3. Memastikan komponen ajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan mendukung jalannya Most Direct Meaningful Learning (telah dilakukan melalui telaah targets oleh LIPCo)
  4. Memastikan bahwa semua yang terlibat memiliki pemahaman yang tepat terhadap Most Direct meaningful Learning. Langkah-langkahnya telah ditentukan oleh Kepala Sekolah.
  5. Memastikan bahwa guru menggunakan langkah-langkah implementasi Most Direct Meaningful Learning dengan benar sesuai yang telah ditentukan oleh tim akademis.
  6. Menggunakan teaching and learning tools standards sebagai acuan sekaligus indikator evaluasi program.

Sebetulnya apa kekuatan MDML?

  1. Membentuk fondasi dan pemahaman yang kuat atas materi yang diberikan.
  2. Bahan ajar yang ditentukan serta strategi belajar yang digunakan telah disesuaikan dengan struktur kognitif anak sehingga proses belajar dapat terjadi dengan baik dan mengarah pada penyerapan informasi yang tepat. Dengan demikian, kelanjutan proses belajar di level selanjutnya dapat dilakukan dengan maksimal.
  3. Membentuk pengkondisian untuk mengembangkan ketrampilan berpikir siswa dan keruntutan dalam berpikir.
  4. Proses belajar dengan memberikan ruang bagi siswa utnuk menghubungkan aspek, konsep informasi dan komponen yang relevan menciptakan pengalaman belajar yang memotivasi anak serta mengembangkan kemampuan berpikirnya secara utuh.
  5. Mengurangi resiko *loss of learning*.
    Dengan kemampuan berpikir yang baik dan kualitas pemahaman yang dimiliki siswa, materi yang diajarkan akan dapat diserap dengan baik dan menjadi bermakna. Informasi tersebut akan dapat disimpan lebih lama dalam memory siswa sehingga loss of learning dapat diantisipasi.
  6. Membentuk kesiapan anak dalam belajar.
    Keseluruhan prosesnya membentuk kebiasaan belajar yang benar bagi siswa. Dimulai dari mempertimbangkan lingkungan belajar, hingga kondisi awal siswa serta prior knowledge yang dimilikinya. Dengan demikian, siswa akan menjadi lebih siap dalam menerima informasi baru dan memprosesnya.
  7. Memberikan stimulasi serta mengkondisikan guru untuk terus berkembang.
    Untuk dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan konsep Most Direct Meaningful Learning, guru akan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya terkait B Tax, Data to value chain, Cognitive structure, Cold Calling dan lain sebagainya. Keseluruhan konsep dan proses Most Direct Meaningful Learning menuntut guru untuk dapat dengan tepat mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terus mengembangkannya.

Untuk dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan konsep MDML, guru akan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya terkait B-Tax, Data to value chain, Cognitive structure, Cold Calling dan lain sebagainya. Keseluruhan konsep dan proses Most Direct Meaningful Learning menuntut guru untuk dapat dengan tepat mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terus mengembangkannya.

Apakah ada kelemahan dari implementasi MDML?

Kelemahan MDML hanya ada 2, yaitu: Limited time dan Konsistensi. Most Direct Meaningful Learning membutuhkan pemahaman yang baik yang perlu dimiliki oleh guru sebagai perancang kegiatan belajar. Ada banyak konsep dasar yang harus benar-benar dipahami sebelum programnya dijalankan. Selain itu dalam skema Most Direct Meaningful Learning, ada pengelompokkan berdasarkan kebutuhan. Hal ini bisa memperlebar gap antar kelompok. Guru pun bisa tergoda untuk lari dari konsep Most Direct Meaningful Learning yang menyasar pembentukan fondasi dan kemudian bermanuver untuk pencapaian yang tampaknya lebih tinggi. ***

Trending