Mulai bulan Agustus lalu hingga November nanti, seluruh satuan pendidikan, dari tingkat SMA/SMK hingga SD disibukkan dengan agenda ANBK. Apa itu ANBK? ANBK, Asesmen Nasional Berbasis Komputer adalah program baru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi sistem pendidikan. Nantinya, data ANBK yang berwujud Rapor Pendidikan difungsikan oleh satuan pendidikan sebagai dasar perbaikan atau pengembangan kualitas pendidikannya. Bila menilik tujuan ini, pastinya ANBK bukanlah sebuah program jangka pendek yang hanya mengejar hasil saja. Namun, sebuah program berkelanjutan bagi peningkatan mutu kualitas pendidikan. Proses-lah yang disasar untuk diperbaiki karena melalui proses yang bermutu-lah hasil yang baik akan didapatkan. 

Terdapat 2 aspek yang diukur oleh ANBK, yaitu literasi dan numerasi. Berdasarkan peringkat PISA tahun 2018, Indonesia berada pada urutan 74, keenam dari bawah. Untuk negara sebesar ini, urutan tersebut memprihatinkan. Dengan demikian, tidaklah keliru bila ANBK menyasar kedua aspek tersebut. Harapannya adalah sekolah dapat merancang program peningkatan kemampuan literasi dan numerasi secara tepat dan berkelanjutan sesuai dengan data yang ada. Oleh karena itu, data hasil ANBK sungguh penting bagi setiap sekolah. Sekolah pun juga seharusnya merespon secara serius setiap data yang dihasilkan dari ANBK tersebut. 

Tahun ini adalah tahun kedua pelaksanaan ANBK. Sebagai tahun kedua, idealnya, pelaksanaan ANBK jauh lebih baik bila dibandingkan tahun lalu. Namun faktanya, tahun ini pun juga tidak lebih mulus. Di jenjang SMP, kendala teknis masih saja terjadi. Tidak setiap siswa peserta ANBK dapat log in dan mengerjakan asesmen dengan lancar. Tentu saja ini memberikan imbas yang tidak baik bagi siswa. Walaupun program ini bukan untuk mengukur kemampuan individu siswa, namun pada akhirnya, siswa juga menjadi pihak yang dirugikan. Kerugian pertama, waktu belajar siswa terimbas karena siswa yang mengalami kendala teknis dianjurkan untuk mengikuti sesi pengukuran ulang. Kerugian kedua lebih kepada aspek psikologis. Kegagalan log in berulang maupun koneksi yang putus secara tiba-tiba dapat menurunkan fokus dan motivasi siswa. Bila ini terjadi, ada kemungkinan, siswa tidak memberikan usaha terbaik saat mengerjakan soal-soal ANBK. Imbas besarnya adalah data ANBK yang muncul bukanlah merupakan potret kondisi riil satuan pendidikan. Tentu saja ini menjadi berbahaya karena bisa menimbulkan ketidaktepatan program peningkatan kualitas pendidikan. Bagaimana bisa menyusun program yang tepat bila data yang digunakan sebagai acuan pun juga tidak tepat. 

Oleh karena itu, faktor teknis amatlah penting. Sudah seyogyanya hal-hal teknis ini mendapat perhatian serius dari penyelenggara ANBK, mulai dari tingkat satuan pendidikan hingga pusat karena dampak yang ditimbulkan tidak main-main. Pemerintah sebenarnya telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan ANBK tahun lalu dan telah melakukan upaya-upaya tindak lanjut pula. Beberapa bagian, seperti periode pengisian Survey Lingkungan Belajar bagi Guru dan Kepala Sekolah sudah diubah sehingga lebih baik daripada tahun lalu. Yang perlu dinantikan selanjutnya adalah upaya perbaikan dan peningkatan mutu hal-hal teknis saat hari pelaksanaan ANBK. Data-data dan masalah yang muncul saat pelaksanaan gladi bersih bisa digunakan sebagai acuan perbaikan. Dengan demikian, waktu pelaksanaan yang sesungguhnya dapat nirkendala. Perlu kerjasama dan sikap terbuka dari berbagai pihak untuk mengupayakan yang terbaik. 

Lalu, agar ANBK ini benar-benar memotret kondisi senyatanya dari satuan pendidikan, satuan pendidikan pun perlu menjunjung tinggi integritas dan komitmen. Aturan main yang sudah ditentukan pusat adalah peserta ANBK merupakan sampel yang dipilih secara acak oleh pusat. Artinya, satuan pendidikan tidak boleh mengotak-atik daftar peserta ANBK yang sudah ditentukan oleh pusat tersebut. Satuan pendidikan tinggal menjalankan saja. Toh, pusat pun juga sudah menentukan peserta cadangan untuk menggantikan peserta utama yang berhalangan hadir. Bila ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, satuan pendidikan justru akan mendapatkan keuntungan karena akan mendapatkan data dan potret yang benar tentang kondisinya. Satuan pendidikan seharusnya tidak perlu alergi bila ternyata Rapor Pendidikan yang dihasilkan dari ANBK belum baik. Justru dari data tersebut, satuan pendidikan dapat mengetahui area mana saja yang masih perlu ditingkatkan. Bayangkan, bila gerakan meningkatkan kualitas pendidikan terjadi secara masif, pastilah akan memberikan imbas positif pada kualitas pendidikan nasional nantinya. Namun, saat satuan pendidikan hanya mengejar hasil baik ANBK saja dengan mengesampingkan integritas dan komitmen, yang nanti bakalan terjadi bukanlah hasil baik, justru bencana. Hal tersebut dikarenakan, potret yang dihasilkan bukanlah potret senyatanya. Dari permukaan seolah-olah tampak baik, namun sejatinya di dalamnya tidak seindah permukaannya. Ini yang melenakan dan bisa menjadi bumerang. Pada akhirnya, pendidikan Indonesia tidak akan pernah maju. 

Oleh karena itu, agar ANBK ini berfaedah bagi pendidikan Indonesia, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, mengubah mindset penyelenggara pendidikan sehingga tidak hanya mementingkan nilai namun juga proses. Adanya perubahan mindset akan menjadikan satuan pendidikan maupun tenaga pendidik tidak alergi terhadap apa pun hasil ANBK. Kedua, membenahi sarana dan prasarana yang mendukung ANBK agar kendala teknis dapat dihindari. Ketiga, menggunakan data hasil ANBK sebagai acuan peningkatan kualitas pendidikan. Keempat, melaksanakan ANBK sesuai dengan aturan mainnya. Menjunjung tinggi integritas dan komitmen harus dilakukan setiap satuan pendidikan agar dapat dihasilkan potret yang benar. 

Bila keempat hal tersebut sudah dilakukan, maka pertanyaan “ANBK, buat apa?” sudah jelas jawabannya, ANBK dilakukan untuk membenahi dan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Namun, bila keempat hal tersebut dilakukan setengah-setengah atau bahkan tidak dilakukan sama sekali, maka pertanyaan yang cocok adalah “Buat apa ANBK?”

***Dimuat di Solopos tanggal 05 Oktober 2022

Trending