Apakah Cold calling?
Cold  calling adalah srategi yang digunakan  guru  untuk membuat  seluruh siswa engage,  terlibat  aktif  dan partisipatif  selama proses  belajar dengan cara memanggil nama siswa  secara bergantian  untuk  menjawab pertanyaan.  Pada strategi   ini  guru memberikan  waktu  siswa  untuk  berpikir  sehingga seluruh  siswa  siap untuk  merespon pertanyaan yang diberikan. Kelas tidak hanya didominasi oleh beberapa siswa saja tetapi seluruh siswa dapat aktif terlibat pembelajaran. Cold calling  juga membantu siswa untuk fokus memperhatikan   guru, terlibat   dan  berpikir   sehingga dapat  memaksimalkan kemampuan  berpikir kritis siswa selama diskusi. Guru dapat mengembangkan  pertanyaan yang diberikan  sehingga bisa meningkatkan   kualitas  jawaban dan  memperdalam pengetahuan  siswa. Selain itu siswa bisa mengelaborasikan  pemikiran mereka saat siswa lain sedang  memberikan responnya serta mengembangkan  sikap respect terhadap siswa lain yang sedang berbicara. Guru juga dapat mengembangkan resilience  siswa melalui strategi cold calling.

Selain untuk mengetahui proses  berpikir siswa melalui respon yang diberikan, cold calling juga dapat membangun  kepercayaan  diri siswa untuk presentasi dan terlibat aktif dalam proses diskusi melalui beberapa teknik, seperti:

1.  Pre-call   yaitu   strategi    dimana guru  memanggil   siswa   terlebih   dahulu    untuk memberikan responnya sebelum guru menyampaikan materi.

2.  Bacth-Cold  Call   yaitu  strategi  dimana guru memanggil  sekelompok   siswa  untuk memberikan responnya.

3.  Rehearse and  Affirm  yaitu strategi  dimana   guru  meminta  siswa  untuk memberikan respon melalui media yang bisa dilihat guru seperti papan  tulis, buku yang diedarkan, chat dalam fitur zoom, dll.

Apakah tujuan Cold calling?
Cold calling   bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa  serta membentuk sikap  belajar  untuk fokus  dan berpikir  kritis selama   mengikuti kegiatan  diskusi. Guru akan memanggil  siswa  secara bergantian   untuk memberikan  respon  atau menjawab pertanyaan sehingga  tidak ada dominasi siswa aktif saja karena setiap siswa mempunyai kesempatan    untuk  memberikan  respon   kapanpun namanya dipanggil. Strategi   ini menstimulasi    setiap    siswa    untuk   memperhatikan,    mendengarkan, engage    dan berkontribusi aktif dalam  pembelajaran.

Cold calling juga membangun  kepercayaan  diri siswa. Dengan  memanggil siswa secara bergantian  membuat   setiap  siswa  mempunyai  kesempatan   untuk menjawab pertanyaan dan mengungkapkan  pendapatnya  sehingga  akan semakin  meningkatkan kepercayaan   diri siswa.  Siswa yang pemalu  ataupun kesulitan dalam  mengungkapkan pendapat juga  tetap   terbangun   kepercayaan dirinya karena guru   memberikan pertanyaan yang disesuaikan dengan kemampuan  dan karakter setiap siswa.

Sedangkan  bagi guru, cold  calling merupakan  strategi  yang efisien  digunakan untuk mengecek   pemahaman   siswa atas informasi yang disampaikan.  Apakah sudah benar, salah maupun ragu-ragu  sehingga  guru dapat  memberikan  respon  yang tepat agar dapat menjawab lebih baik. Guru bisa mengetahui siswa yang menemui kesulitan dan dapat membantu  untuk memperbaiki pemahamannya.

Mengapa cold calling menjadi strategi yang baik untuk diaplikasikan di kelas?
Cold   calling  didesain untuk  menstimulus   siswa   berpikir   aktif  selama diskusi berjalan. Dengan tidak  memberikan  kesempatan    siswa   tertentu  untuk  mendominasi dalam menjawab pertanyaan, guru bisa bertanya dan memberikan waktu kepada  seluruh siswa lalu memanggil siswa  tertentu untuk memberikan responnya. Dari  teknik ini, guru bisa melihat   proses   berpikir  kritis siswa,   partisipasi,   keterlibatan,   konsentrasi   serta pemahaman  siswa. Hal lain bisa kita dapat  dari  teknik cold  calling  adalah guru bisa memeriksa kesalahpahaman  atau konsep  yang salah dari siswa terhadap sebuah materi dan disinilah proses belajar siswa juga terjadi.

Selain itu,  Guru  dapat  merumuskan  urutan  pertanyaan   sebagai bagian dari strategi. Guru  juga bisa mendesain  tentang sarana pendukung  yang akan memberikan pemahaman,  fokus dan respon  paling banyak.  Saat guru dapat  membuat lingkungan nyaman dalam diskusi yang menggunakan teknik cold calling,  siswa akan menjadi terlibat aktif  serta  tidak  takut  untuk  membuat   kesalahan.   Sangat penting bahwa guru bisa mendorong,  menyediakan platform dan mendukung semua siswa tanpa terkecuali. Guru juga harus  bisa beradaptasi  saat diskusi berjalan  agar menghasilkan  keputusan  dan tindakan yang tepat dari respon yang diberikan siswa.

Saat melakukan  cold  calling,  guru melihat  siswa  mana yang belum dipanggil untuk  memberikan  respon.  Hal itu bertujuan   agar semua  siswa merasa  bahwa mereka ikut  terlibat  dan penting  dalam jalannya  sebuah diskusi.  Bukan  berarti,  siswa  akan menjadi  terbebani  untuk  menjawab   tetapi  lebih untuk memeriksa  pemahaman   siswa tersebut mengenai  sebuah  materi. Tentunya saat melakukan cold calling  ini, guru sudah memiliki data tentang siswa, materi dan target yang akan dicapai sehingga guru memiliki informasi dan pengetahuan yang bisa membantu  untuk melakukan  tindakan yang  tepat saat diskusi berjalan.  Dengan  tindakan yang  tepat tersebut, siswa menjadi  tidak merasa terbebani  saat  dia diminta  merespon  pertanyaan  ataupun  mengolah informasi  yang sudah disampaikan temannya.

Apakah langkah yang dilakukan untuk melakukan cold calling? Guru membuat scenario proses cold calling seperti berikut:


1. Ajukan pertanyaan untuk seluruh kelas.
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa terhadap materi yang disampaikan.

2. Memberikan waktu berpikir untuk siswa.
Guru  tidak langsung  meminta siswa menjawabnya,  namun  memberikan  waktu siswa untuk memikirkan jawaban  atas pertanyaan tersebut.

3. Guru memilih siswa untuk merespon.
Guru  memilih siswa untuk memberikan  jawaban  atau respon  atas pertanyaan  yang diberikan guru.

4. Guru memberikan respon.
Guru  memberikan  respon  yang positif  atas jawaban  yang disampaikan  siswa.  Saat respon  yang diberikan  tepat,  guru memberikan  afirmasi  diikuti dengan memberikan pertanyaan tentang bagaimana  proses berpikir siswa atau meminta siswa memberikan contoh yang lain. Apabila  siswa memberikan  respon  yang kurang  sesuai,  guru tetap memberikan   apresiasi sebelum  memberikan stimulus    yang  membantu siswa memberikan respon dengan tepat.

5. Guru  memilih siswa lain untuk memberikan  jawaban  atau merespon  jawaban siswa yang lain, kemudian memberikan respon atas jawaban siswa.

Guru juga membuat  langkah-langkah  persiapan  dengan menggunakan  formula data to value chain. Diawali dengan  guru harus menentukan tujuan cold calling seperti: menstimulasi  setiap  siswa  berpartisipasi  secara aktif  dan berkontribusi  secara merata, tidak  ada siswa  yang paling dominan  dan juga siswa  yang terabaikan,  siswa  menjadi lebih  fokus   serta   guru  dapat   mengukur   tingkat   pemahaman siswa.   Guru   lalu mengumpulkan data yang relevan dengan  tujuan yaitu data tentang kemampuan  kognitif siswa serta karakter setiap siswa. Data tersebut lalu diolah dan diproses menjadi informasi dan knowledge.  Knowledge  tersebut lalu dikoneksikan  dengan prior  knowledge  guru tentang  strategi cold  calling  sehingga guru dapat menentukan  strategi yang tepat yang akan digunakan  pada pelaksanaan  cold  calling.   Guru  kemudian menentukan alokasi waktu sehingga  pelaksanaan  cold calling berjalan  efektif. Guru menentukan durasi untuk penyampaian   materi, bertanya,  memberikan respon sehingga  seluruh siswa terstimulasi untuk terlibat aktif.

Dari data kemampuan siswa guru juga menentukan pertanyaan yang sesuai untuk setiap  siswa.  Guru  menyusun  serangkaian  pertanyaan cold calling   untuk menciptakan lingkungan  dimana siswa  merasa  aman dan nyaman.   Untuk  beberapa  pertanyaan pertama,  guru dapat memanggil  siswa yang masih membutuhkan dorongan  untuk lebih memahami  materi. Selanjutnya, guru memanggil   siswa yang sudah memahamai  materi untuk  pertanyaan   yang lebih sulit.  Guru   harus memberikan  feedback   dan mengembangkan respon siswa sehingga  semakin banyak pertanyaan dan respon yang terjadi di dalam diskusi. Hal tersebut bisa lebih mengembangkan kemampuan diskusi dan proses  berpikir siswa.  Guru  juga menyusun  materi  yang sesuai dengan kemampuan siswa,  materi yang terstruktur  penyampaiannya  dan menarik yang bisa membuat siswa dengan  mudah memahami  dan juga terlibat proses pembelajaran.

Perencanaan harus bisa dilaksanakan menjadi action sehingga bisa menghasilkan respon  dengan banyak  manfaat dan menjadi  outcomes   yang bagus. Respon  yang ditunjukkan siswa  dapat  dijadikan  evaluasi  agar pelaksanaan  cold  calling  berikutnya berjalan dengan  lebih baik dan tujuan tercapai.

Apakah kelebihan cold calling?
Cold  calling  adalah strategi  yang mempunyai  banyak  kelebihan  seperti  siswa terlibat  aktif  dalam pembelajaran. Karena  cold  calling   strategi yang memanggil  siswa secara  acak  dan  bergantian   untuk   menjawab pertanyaan   dan  mengungkapkan pendapatnya,  sehingga  setiap  siswa bersiap  untuk gilirannya.  Siswa  terstimulasi untuk focus mendengarkan,  terlibat aktif  dan berpikir  untuk merespon pertanyaan  guru serta melatih   siswa   untuk  berpikir  kritis.  Siswa  terbiasa  untuk   bersiap menunggu giliran sehingga mereka  menyimak penjelasan  guru, mendengarkan  pertanyaan dan jawaban temannya dan berpikir  untuk memberikan respon yang baik atas pertanyaan guru. Cold calling  juga menumbuhkan   kepercayaan   diri siswa  untuk terbiasa  bebicara di depan kelas. Selain itu, strategi ini menjadi cara yang efektif untuk mengukur pemahaman  siswa, sehingga guru dapat  sekaligus mengevaluasi  tentang jalannya  pelajaran  yang sedang dilakukan.

Apakah ada kelemahan atau kendala saat mengaplikasikan cold calling?
Ada beberapa kendala yang mungkin terjadi saat mengaplikasikan cold calling di dalam kelas yang dapat membuat pelaksanaan cold calling menjadi tidak efektif, seperti:

1. Kondusivitas kelas.
Jika  cold  calling   diaplikasikan pada kelas yang jumlah  muridnya banyak,  kelas  bisa menjadi tidak  kondusif.  Guru  dapat  mengantisipasi  hal tersebut dengan membagi kelas menjadi  beberapa  kelompok   kecil  berdasarkan  kategori  karakteristik   siswa sehingga seluruh   siswa   dapat  berpartisipasi   aktif  menjawab pertanyaan  maupun mengungkapkan  pendapatnya.  Tidak ada satu siswa yang paling dominan  di dalam satu kelompok.  Dengan pembagian  kelompok dan juga pertanyaan  sesuai  dengan kemampuan siswa akan membuat kelas tetap berjalan kondusif.

2. Fokus siswa.
Dengan  jumlah murid yang banyak dan guru memanggil siswa secara bergantian tentu hal ini akan memakan  waktu yang lama.  Siswa bisa menjadi tidak fokus karena lama menunggu  giliran namanya  dipanggil. Jika guru  tidak waspada   akan hal ini, guru tidak dapat  mengecek  pemahaman seluruh  siswa  di kelas. Agar hal ini tidak  terjadi maka guru dapat  mengantisipasi  dengan membuat  strategi yang tepat  berdasarkan data siswa.

3. Durasi atau waktu pelaksanaan.
Dalam  pelaksanaan cold   calling,   guru    menstimulus   partisipasi   siswa   dengan memanggil  salah satu siswa  dan memberikan  respon,  kemudian  memanggil  siswa lainnya  dan kembali memberikan  respon,  begitu seterusnya.  Hal ini  tentu   akan memakan waktu.  Guru  harus mengantisipasi  dengan menentukan  durasi waktu yang diperlukan agar guru dapat mengecek seluruh pemahaman  siswa dan guru tetap bisa merespon  dengan tepat  serta  membantu  siswa  yang masih perlu  dikuatkan  lagi pemahamannya.

4. Karakter siswa yang tidak sama.
Tidak   semua siswa   mempunyai    karakter  yang sama. Cold  calling   bisa sangat menyenangkan   untuk siswa yang aktif,  namun  untuk siswa  yang pemalu atau takut mengungkapkan pendapatnya cold calling  akan membuat mereka tidak nyaman. Guru bisa  mengantisipasinya    dengan  memberikan pertanyaan   yang  sesuai  dengan kemampuan siswa. Guru juga dapat mengajak  siswa untuk berdiskusi sehingga  tidak ada jawaban benar atau salah. Dari sini guru juga dapat mengecek  pemahaman  siswa tanpa membuat siswa takut jika jawabannya salah.

Approach and Procedures cold calling
Guru  perlu  membuat  Approach  and  Procedures   Cold  calling  yang actionable   agar pelaksanaan cold calling efektif.

1.  Menetapkan tujuan dari kegiatan cold calling.
Tujuan kegiatan  cold  calling   harus ditetapkan di awal karena  ini akan menentukan arah  dan   target    kegiatan cold    calling    yang  akan  dicapai.  Guru    harus mempertimbangkan  tujuan  cold  calling   yaitu agar setiap  siswa berpartisipasi secara aktif  dan berkontribusi  secara merata, tidak  ada dominasi   anak  aktif  saja yang menjawab, dan membangun  kebiasaan  siswa untuk lebih fokus sehingga  setiap siswa mempunyai kualitas pemahaman  materi yang baik.

2.  Menganalisa dan memetakan kemampuan kognitif siswa.
Menganalisa  dan memetakan   kemampuan   siswa  dilakukan  setelah  menentukan tujuan karena  guru harus  mengetahui  kebutuhan  setiap  siswa  berdasarkan  tingkat kemampuannya  dan memberikan   stimulasi yang tepat  kepada setiap  siswa.  Guru mengumpulkan data tentang kemampuan  kognitif siswa, dan mengolahnya dengan memetakan    dan   mengelompokkannya. Dengan   langkah  ini     akan   dapat mengembangkan  respon  siswa  dan membuat  kualitas respon  siswa  baik sehingga tujuan dapat tercapai.

3.  Mensosialisasikan tujuan pelaksanaan  Cold calling.
Saat guru mensosialisasikan  tujuan pelaksanaan   Cold  calling,  siswa akan menjadi lebih merasa terlibat dalam  diskusi dan memiliki fokus yang baik. Mereka akan lebih sadar dengan melakukan proses  re-calling  mengenai prior  knowledge  yang sudah mereka miliki seputar materi yang akan didiskusikan menggunakan cold calling. Guru pun bisa mengembangkan  pertanyaan yang diberikan sehingga  bisa meningkatkan kualitas jawaban  dan memperdalam pengetahuan siswa.

4.  Menentukan alokasi waktu pelaksanaan  Cold calling.
Guru  menentukan  alokasi waktu  cold  calling  agar tujuan  dari  cold  calling  dapat dicapai dengan optimal. Berapa lamakah cold calling  dilakukan dan berapa  kali cold calling    dilakukan  harus  ditentukan.  Dengan menentukan  alokasi waktunya,  guru dapat  menyampaikan   materi  lebih terstruktur  dan terarah.  Guru  juga  lebih dapat mengontrol  jalannya  pembelajaran   di kelas dan seluruh   siswa   terlibat  aktif  dan partisipatif di kelas.

5.  Menentukan jenis strategi Cold calling.
Strategi cold calling  yang akan digunakan harus ditetapkan karena akan menentukan respon setiap  siswa.  Strategi  ditentukan  dengan menggunakan  knowledge  tentang kemampuan  siswa, alokasi  waktu, tujuan  dan juga prior knowledge  tentang  strategi cold calling  yang dimiliki guru seperti pre call yaitu strategi dimana  guru memanggil siswa  terlebih  dahulu  untuk memberikan   responnya  sebelum guru menyampaikan materi,  batched-cold  call yaitu strategi  dimana   guru memanggil  sekelompok  siswa untuk  memberikan  responnya,  atau rehearse  and affirm yaitu strategi dimana  guru meminta siswa untuk memberikan  respon melalui media yang bisa dilihat guru seperti papan tulis, buku  yang diedarkan, chat dalam  fitur zoom, dll. Dengan  strategi cold calling yang tepat kepada setiap  siswa,  maka  kualitas respon  siswa  akan baik dan tujuan cold calling dapat tercapai.

6.  Merancang pertanyaan yang akan ditanyakan dalam cold calling.
Merancang  pertanyaan yang akan diberikan  kepada siswa  penting  dilakukan  guru karena  guru harus  memberikan  stimulasi  yang tepat  untuk setiap  siswa.  Jika guru memberikan pertanyaan yang sesuai dengan  kemampuan  kognitif siswa maka siswa akan merespon dengan  kualitas yang baik dan penerapan cold calling di kelas efektif begitupun  sebaliknya. Jika  guru  memberikan  pertanyaan yang tidak sesuai  dengan kemampuan    kognitif   siswa,   misalnya   siswa   dengan kemampuan   kognitif  diberi pertanyaan yang mudah  sedangkan  siswa yang masih perlu dibangun  kemampuan kognitifnya  diberi  pertanyaan  yang lebih sulit  maka responnya  akan tidak sesuai ekspektasi sehingga  pelaksanaan  cold calling  menjadi  tidak efektif. Sehingga  guru harus merancang  pertanyaan berdasarkan kemampuan  kognitif setiap siswa.

7.  Menentukan sarana pendukung Cold calling.
Sarana   untuk  mendukung   cold  calling    perlu  ditentukan karena  dengan sarana pendukung yang tepat kegiatan  cold  calling dapat berjalan dengan lancar.  Strategi untuk mendukung  kegiatan  cold calling misalnya nenentukan topik atau materi yang akan digunakan,  kemudian  cara untuk  menyampaikan    materi  tersebut  misalnya dengan  PPT slides, video/audio, handout atau media ajar lainnya. Topik atau materi dibuat dengan terstruktur dari hal yang  sederhana ke hal yang kompleks, menarik dan mudah dipahami sehingga  kemampuan siswa dalam berpikir kritis  bisa berkembang secara maksimal dan informasi bisa diterima  siswa  dan diproses dengan baik dan tersimpan di long term memory.

8.  Membuat skema strategi Cold calling.
Guru  membuat  detail informasi  pelaksanaan   cold  calling  di kelas  agar jalannya pelaksanaan cold   calling   lancar dan  efektif.   Pada  langkah ini   guru mempertimbangkan  prior knowledge  seperti  misalnya:  pihak-pihak  yang terlibat dalam  hal ini adalah  seluruh siswa sehingga  guru harus mempunyai prior  knowledge tentang  seluruh  siswa,  cara penyampaian    materi,  dan tindakan   antisipasi  yang dilakukan.

9.  Mengevaluasi pelaksanaan Cold calling.
Evaluasi proses  pelaksanaan  cold calling perlu dilakukan karena dapat menjadi landasan  untuk guru menentukan  strategi dan perencanaan pelaksanaan berikutnya. Dari respon  yang ditunjukkan siswa, guru mengetahui  hal apa yang sudah berjalan sesuai perencanaan  dan hal yang perlu  diperbaiki.  Jika respon  siswa belum sesuai dengan tujuan,   maka dilakukan   proses   iterasi  agar  pelaksanaan cold   calling berikutnya semakin baik.

10. Melakukan perbaikan strategi dan melakukan iterasi.
Perbaikan dilakukan karena guru perlu membuat rencana dan strategi yang lebih baik pada  pelaksanaan cold   calling     berikutnya.  Berdasarkan   hasil   evaluasi, akan didapatkan  data tentang hal-hal  yang kurang  maksimal. Data tersebut  diolah dan dianalisa untuk menjadi  informasi sebagai acuan  untuk melakukan perbaikan strategi dan melakukan iterasi agar tujuan bisa tercapai secara optimal.

Trending