Pengertian Cold Calling
Cold Calling adalah sebuah strategi yang dapat digunakan oleh guru agar setiap siswa dapat terlibat aktif dalam menyampaikan pikiran dan pemahamannya melalui pertanyaan yang guru ajukan. Kondisi siswa yang beragam baik dari aspek akademik maupun sikap belajar yang berada di dalam kelas menuntut guru untuk bisa menemukan strategi pembelajaran yang tepat supaya bisa menyelenggarakan pembelajaran yang efektif sehingga bisa membantu siswa untuk memperoleh pencapaian yang bagus. Dengan adanya metode Cold Calling maka bisa menjadi sarana bagi guru untuk mengakomodasi kebutuhan siswa agar bisa terlibat secara aktif di dalam kelas. Apabila semua siswa dapat terlibat dengan aktif maka pembelajaran akan menjadi lebih bermakna. Dalam pelaksanaanya, Cold Calling bisa dilakukan dengan beberapa strategi sebagai berikut:
1. Pre-Call.
Guru memberitahu satu atau beberapa siswa bahwa mereka harus memberikan respon setelah guru memberikan penjelasan, membaca tulisan ataupun melihat video. Pemberitahuan ini bisa memberikan kesempatan bagi siswa untuk bersiap-siap.
2. Batched Cold-Call.
Guru memberi tahu beberapa siswa untuk menjawab dalam satu kesempatan. Setelah guru selesai memberikan penjelasan maka guru memberikan kesempatan bagi siswa yang sudah disebutkan namanya untuk menyampaikan pendapatnya satu per satu.
3. Rehearse and Affirm.
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan jawabannya secara non- verbal dengan media yang tersedia dimana guru bisa melihat jawaban yang diberikan siswa. Setelah itu, guru meminta siswa untuk menyampaikan pendapatnya secara verbal. Strategi ini sangat baik digunakan bagi siswa yang kurang percaya diri karena mereka sudah memiliki keyakinan dengan jawaban mereka sehingga ketika menyampaikannya secara langsung mereka bisa melakukannya dengan lebih percaya diri.
Di dalam Cold Calling, guru dan siswa memiliki peranan yang penting. Guru sebagai fasilitator bagi siswa berperan untuk mengontrol jalannya diskusi. Guru harus memastikan bahwa setiap siswa ikut berfikir dan menyiapkan pendapatnya dan siswa dapat menunjukkan kontribusinya dengan jawaban yang mereka sudah siapkan. Guru juga mempunyai tugas untuk mengevaluasi dan memberikan feedback akan pemahaman siswa berupa konfirmasi atau pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan dan mengkoneksikan pemahaman mereka
Tujuan Cold Calling
Tujuan dari startegi Cold Calling sendiri adalah untuk menciptakan kondisi inklusif bagi siswa. Kondisi ini dapat menghindarkan siswa untuk memiliki perasaan “terperangkap” karena setiap siswa diberikan siswa diberikan kesempatan untuk berkontrubusi dan mendapatkan feedback akan pemahaman mereka. Selanjutnya, stretegi ini bertujuan memberikan pemerataan kesempatan yang sama bagi setiap siswa untuk berkontribusi. Kelas tidak lagi didominasi oleh sebagian siswa yang aktif tetapi siswa yang pendiam dan kurang percaya diri juga difasilitasi untuk dapat menyampaikan respon mereka. Dalam prakteknya, Cold Calling juga melibatkan siswa supaya dapat fokus pada topik pembelajaran sehingga mental habit dari siswa dapat terbangun karena siswa terbiasa untuk mendengar dan berfikir sebelum memberikan respon yang diberikan dalam bentuk verbal ataupun tertulis. Siswa juga menjadi terstimulus untuk berfikir, menganalisa dan mengolah pemahaman mereka melalui pertanyaan yang diberikan, serta feedback yang guru berikan. Hal tersebut tentunya akan membuat pemahaman siswa menjadi lebih kuat. Selanjutnya, guru juga dapat mengetahui sejauh mana pemahaman serta proses berfikir siswa akan materi yang disampaikan sehingga guru dapat memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya. Cold Calling dapat memberikan efektivitas dalam pembelajaran yang mana guru akan mendapatkan data tentang sejauh mana pemahaman dari kualitas jawaban yang diberikan oleh siswa. Saat siswa belum memberikan jawaban yang benar, guru tidak langsung menyalahkan. Akan tetapi guru dapat mengolah respon tersebut menjadi pertanyaan yang membantu siswa untuk memahami konteks diskusi semakin baik lagi.
Penerapan Cold Calling
Penting bagi guru untuk memiliki Prior Knowledge yang baik akan Cold Calling agar dapat menerapkannya dengan baik di kelas. Kualitas yang baik akan Prior Knowledge yang dimiliki guru akan memberikan dampak pada keberhasilan jalannya Cold Calling. Guru juga harus mempertimbangkan cara otak berkerja sehingga informasi yang akan diberikan kepada siswa dapat diproses pada Long Term Temory mereka. Hal yang pertama yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan sehingga siswa dapat menerima informasi secara maksimal. Mengemas dan menyampaikan sebuah informasi dengan rapi serta melibatkan panca indera kita akan menstimulus otak untuk fokus pada informasi yang sampaikan sehingga awareness terbagun. Kecukupan akan Prior Knowledge yang dimiliki juga berperan penting. Ketika Prior Knowledge yang dimiliki siswa tidak cukup maka informasi tersebut hanya berada pada Short Term Memory dan memungkinkan untuk dapat terlupakan. Selain itu, informasi di Long Term Memory juga dapat terlupakan atau hilang ketika informasi tersebut tidak dipakai sebagai Initial Knowledge pada pembelajaran selanjutnya. Repetisi sangat dibutuhkan agar informasi tersebut tetap berada di Long Term Memory. Selain itu, guru harus memperhatikan skill dan challenge yang dimiliki siswa dalam memberikan materi saat Cold Calling. Ketika Skill dan Challenge yang diberikan sesuai maka keterlibatan siswa dalam proses berfikir pun akan berjalan secara optimal. Kesuksesan Cold Calling dapat dilihat dari engagement yang terlihat saat strategi tersebut diterapkan.
Dalam penerapan Cold Calling di kelas, ada beberapa tahapan berikut ini yang harus dilakukan:
1. Ask the question.
Guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa. Pertanyaan yang diberikan sesuai dengan Prior Knowledge yang siswa dapatkan di materi yang telah disampaikan.
2. Give thinking time.
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir dan menyiapkan jawabannya Dengan memberikan kesempatan berpikir maka siswa akan lebih siap ketika diminta untuk menjawab. Hal tersebut tentunya dapat menciptakan kondisi psikologis yang positif sehingga siswa tidak sungkan dan lebih peracaya diri dalam memberikan pendapat di dalam sebuah forum.
3. Select someone to respond.
Guru menunjuk salah seorang siswa untuk mengungkapkan responnya.
4. Respond to the answer.
Guru wajib memberikan tanggapan dari respon yang telah disampaikan oleh siswa. Dengan memberikan tanggapan inilah maka guru bisa memiliki kesempatan untuk mengkonfirmasi atau meluruskan jika ada pemahaman siswa yang kurang tepat
5. Select another student and respond again.
Guru menunjuk siswa yang lain untuk mengemukakan pendapatnya dan kembali memberikan tanggapan atas respon dari siswa tersebut.
Selama proses Cold Calling berlangsung, guru meminta siswa untuk mendengarkan jawaban yang disampaikan oleh siswa lain serta mendengar tanggapan dari guru. Proses ini bisa memberi stimulasi bagi siswa untuk memahami informasi baru yang mereka terima serta bisa membandingkan dengan jawaban yang mereka miliki. Dengan demikian, proses belajar menjadi bermakna karena adanya keterlibatan dari semua siswa. Hal ini diharapkan dapat membawa dampak yang bagus bagi siswa sehingga bisa membantu mereka untuk berproses dan mengembangkan diri.
Kelebihan Cold Calling
Ada banyak dampak positif yang diperoleh dari penerapa Cold Calling di dalam kelas. Siswa menjadi terlatih untuk memproses informasi yang didapat sehingga informasinya yang diapat tidak berhenti begitu di Short Term Memory. Siswa juga terlatih untuk fokus dalam mengikuti pembelajaran dari kondisi inklusif yang diciptakan. Selain itu, kelas tidak lagi didominasi oleh siswa-siswa yang berani mengungkapakan pendapatnya, namun siswa yang kurang aktif pun juga mendapatkan porsi untuk mengungkapkan pendapatnya. Siswa juga telatih untuk berfikir secara runtut dari pertanyaan yang guru sudah persiapakan dan ajukan. Siswa juga terlatih untuk bertukar pendapat dan memahami sesuatu dari berbagai sudut pandang, yang mana hal tersebut dapat menumbuhkan siswa menjadi pribadi yang memiliki pemikiran terbuka. Guru juga akan mendapatkan data riil yang terjadi dari proses Cold Calling di dalam kelas. Data tersebut meliputi sejauh mana pemahaman siswa akan materi yang disampaikan apakah sudah sesuai dengan tujuan yang ditentukan apa belum. Hal tersebut dapat menjadi Prior Knowledge bagi guru untuk mendesain kembali proses Cold Calling selanjutnya.
Kelemahan Cold Calling
Di sisi lain, ada beberapa kelemahan yang mungkin terjadi saat Cold Calling diaplikasikan. Keanekaragaman akan kemampuan dan karakter siswa menciptakan kondisi yang kurang efektif sehingga akan berimbas pada banyaknya waktu yang diperlukan dalam proses pengaplikasian Cold Calling. Selanjutnya, siswa juga cenderung tidak dapat mempertahakan fokus dan konsentrasinya karena terlalu lama menunggu giliran untuk menjawab. Selain itu, siswa juga cenderung tidak dapat memproses Prior Knowledge mereka karena pertanyaan yang diberikan terlalu komplek atau dangkal.
Persiapan Cold Calling

Untuk dapat melakukan Cold Calling dengan efektif maka guru perlu membuat persiapan yang matang. Cold Calling bisa berhasil jika siswa berada pada kondisi fokus yang baik sehingga dengan pembiasaan Cold Calling akan terbentuk kesiapan siswa untuk bisa fokus saat kegiatan belajar berlangsung. Untuk membuat siswa fokus maka pengkondisian yang diperlukan adalah bagaimana guru bisa menciptakan suasana yang menyenangkan dan membangun engangement yang kuat bagi siswa. Apabila kegiatan yang diberikan dapat menarik perhatian siswa maka siswa tidak akan merasa bosan dan bisa menjaga konsentrasinya untuk mengikuti setiap alur pembelajaran yang diberikan. Untuk itu persiapan yang dilakukan diharapkan dapat membantu guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Dengan situasi pembelajaran yang menyenangkan maka akan membantu siswa untuk bisa menerima materi dengan lebih mudah. Berkaitan dengan proses persiapan dan perencanaan, data to value chain dapat dipakai sebagai dasar membuat keputusan bagaimana Cold Calling nanti akan diaplikasikan di kelas. Persiapan tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan dari kegiatan Cold Calling.
Cold Calling adalah sebuah strategi yang diterapkan oleh guru untuk membuat semua siswa terlibat secara aktif di kelas. Dengan demikian tujuan dari kegiatan Cold Calling adalah agar siswa memiliki keterlibatan yang aktif sehingga kelas tidak hanya di dominasi oleh sebagian siswa.
2. Memetakan dan mengelompokkan kemampuan siswa.
Dengan melakukan pemetaan dan pengelompokkan siswa maka dapat diketahui kebutuhan siswa yang bisa diakomodasi melalui kegiatan Cold Calling. Pemetaan ini dilakukan berdasarkan informasi yang sudah dimiliki guru mengenai target pembelajaran, pencapaian siswa serta kondisi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
3. Menentukan konsep yang akan digunakan untuk melakukan Cold Calling.
Guru menentukan konsep yang dapat memberikan informasi tentang proses pelaksanaan Cold Calling, apakah Cold Calling akan dilakukan pada setiap subjek pembelajaran atau pada subjek tertentu saja. Langkah ini bertujuan agar Cold Calling bisa berjalan dengan maksimal.
4. Membuat skema penerapan Cold Calling.
Skema penerapan Cold Calling dibuat agar guru bisa melakukan proses Cold Calling secara terstruktur. Dalam skema ini, dapat disampaikan informasi yang lengkap mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh guru saat menyampaikan materi, misalnya guru harus menyampaikan informasi terlebih sebelum memanggil siswa ataukah guru harus menunjukkan gambar baru menyampaikan informasi lalu memanggil siswa, dst.
5. Menentukan alokasi waktu yang tepat untuk pelaksanaan Cold Calling.
Menentukan durasi pelaksanan Cold Calling dilakukan supaya semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menyempaikan pendapatnya. Durasi ini juga berkaitan dengan seberapa lama siswa di level Early Years dapat mengikuti proses Cold Calling ini. Selain itu, alokasi waktu juga berkaitan dengan berapa kali guru akan melakukan Cold Calling dalam satu hari atau dalam satu minggu, dst.
6. Menentukan topik atau materi apa yang akan digunakan untuk menerapkan Cold Calling.
Tujuan dari tahap ini adalah agar guru dapat memiliki gambaran mengenai materi apa yang harus disampaikan dengan Cold Calling sehingga guru memiliki batasan yang jelas ketika proses Cold Calling berlangsung. Penentuan topik /materi ini disesuaikan dengan target kebutuhan siswa yang ingin dicapai. Dalam langkah ini, guru sekaligus dapat menentukan media belajar apa yang akan digunakan sesuai dengan topik/ materi yang sudah ditetapkan.
7. Merancang pertanyaan yang akan ditanyakan dalam Cold Calling.
Pertanyaan yang akan diberikan harus dipersiapkan dengan baik supaya guru bisa memberikan pertanyaan secara terstruktur. Guru bisa menyesuaikan jenis pertanyaan sesuai dengan tahapan kemampuan siswa. Selain itu, guru dapat mempersiapkan prediksi jawaban yang mungkin akan disampaikan oleh siswa sehingga dapat mendukung kesiapan guru selama melakukan proses Cold Calling. Dengan demikian Cold Calling bisa berjalan dengan lebih optimal.
8. Menentukan strategi penerapan Cold Calling.
Penentuan strategi Cold Calling bertujuan agar proses pelaksanaan Cold Calling berjalan dengan lancar. Penentuan strategi ini disesuaikan dengan kondisi siswa yang ada di kelas. Guru bisa memilih metode yang tepat (Pre-Call, Batched-Cold Call atau Rehearse and Affirm) sesuai dengan kebutuhan kelas masing-masing.
9. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Cold Calling pada setiap kurun waktu tertentu.
Dengan melakukan evaluasi maka guru dapat mengetahui hal-hal yang sudah berjalan dengan baik maupun yang belum. Jika ditemukan hal-hal atau kendala maka dapat dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan Cold Calling berikutnya. Evaluasi secara berkala setiap kurun waktu tertentu juga bisa digunakan untuk melihat perkembangan siswa dalam periode tersebut.
10. Merencanakan perbaikan sesuai dengan hasil evaluasi.
Langkah ini dapat membantu guru untuk melakukan perbaikan dalam proses pelaksanaan Cold Calling di mana perencanaan yang baru mengacu pada hasil evaluasi yang telah dilakukan. Dengan perencanaan yang matang maka akan diperoleh hasil pelaksanaan Cold Calling secara maksimal.





