Setelah mempelajari Lesson Plan 1 dan 2, berlanjut ke Lesson Plan 3 yaitu Navigate Ideas. Navigate Ideas adalah fase dimana siswa distimulasi supaya mampu memunculkan ide-ide kreatifnya berdasarkan data dan problem yang sudah ditemukan pada Lesson Plan 1 dan 2. Sementara Lesson Plan 4 adalah membuat prorotype berdasarkan ide kreatif yang dibuat di fase navigate ideas.

Lesson Plan 3: Navigate Ideas
Lesson Plan 3 memiliki durasi 45-60 menit. Guru mengarahkan aktivitas agar siswa dapat mencapai learning goal pada fase ini.
- Siswa diminta membuat sebuah mind -mapping atau web-demonstrating mengenai kumpulan ide mereka. Mereka mengolah ide yang sudah terkumpul supaya bisa membuat kriteria model roller coaster yang diinginkan oleh audience.
- Guru meminta setiap group mewakilkan 2 orang untuk bergabung dengan group lain untuk melihat dan mengamati situasi diskusi grup yang lain.
- Guru memanggil kembali 2 orang yang sebelumnya bergabung dengan group lain untuk kembali ke groupnya masing-masing. Mereke diminta menceritakan informasi apa yang mereka dapatkan saat mereka bergabung dengan group lain.
- Guru bertanya apakah ada hal yang kurang dari ide group lain dan apa kelebihan dari ide yang group lain miliki.
- Selanjutnya, guru meminta setiap kelompok untuk membuat sebuah rencana model roller coaster yang disepakati masing-masing group.
Masing-masing siswa harus memilki data yang kuat secara individu, meskipun mereka merupakan bagian dari kelompok. Bahkan saat mereka diarahkan untuk menyampaikan ide dalam kelompok, guru akan memastikan bahwa setiap individu memberikan kontribusi bagi kelompok mereka. Di sini, setiap siswa benar-benar dilatih untuk menumbuhkan kemampuan mereka dalam memperoleh, memvalidasi dan menganalisa sebuah data. Saat menganalisa secara berkelompok, tentunya akan ada perbedaan pendapat dari masing –masing siswa. Apabila hal ini terjadi guru dapat memberikan masukan supaya perdebatan dalam kelompok dapat teratasi dengan baik sehingga memunculkan konsep model roller coaster yang mereka inginkan di Launch Notebook.

Lesson Plan 4
Setelah di LP LAUNCH 3, siswa mendapatkan prior knowledge mengenai betapa pentingnya kolaborasi dan mulai diberi pengalaman mengenai hal ini, di LP LAUNCH 4, guru akan meningkatkan ekskalasi dalam elaborasi itu sendiri. Hal ini bermanfaat dalam memperkuat dan mengembangkan proses elaborasi secara signifikan. Ketika dalam proses penuangan dan analisa ide yang terjadi sebelumnya, perbantahan atau konflik sudah terjadi, tentunya di LP LAUNCH 4 hal ini diprediksi akan kembali terjadi. Namun tentu saja, LP Launch 4 sudah menyiapkannya dengan baik. Bagaimana siswa telah dibekali dengan pemahaman betapa pentingnya memiliki kemampuan berpikir terbuka dan dapat menerima pendapat orang lain, sebelum memasuki LP LAUNCH 4 ini. Sehingga LP LAUNCH 4 juga mampu mengarahkan siswa dengan membuat mereka fokus dan berkonsentrasi pada tujuan untuk membuktikan apakah rencana mereka berhasil atau gagal. Hal ini membuat mereka menunjukkan upaya maksimal untuk mewujudkan gagasan terbaik mereka.
Langkah pertama, guru memberi kesempatan setiap grup untuk berkumpul dan mulai membentuk prototype roller coaster mereka. Guru juga akan mengamati setiap siswa, apakah mereka sudah aktif dalam diskusi dan kolaborasi kelompok. Sudahkah mereka membagikan ide dan menjelaskan ide-ide tersebut agar mudah dipahami oleh kelompok mereka. Lalu, para siswa kemudian bekerjasama dan mulai membuat model roller coaster dalam kelompok. Mereka juga diberi waktu untuk mengetest dengan mengunakan atau memainkan rollercoaster yang mereka ciptakan. Di akhir sesi, guru kembali meyakinkan siswa apakah mereka benar- benar telah siap untuk meluncurkan rollercoaster ke kelas, seberapa yakin mereka dengan persiapannya, dan beberapa pertanyaan lain yang dapat digunakan sebagai refleksi kelompok. Kelompok akan berpikir ulang mengenai model roller coaster mereka, dan dari sinilah mereka dapat membuat rencana revisi untuk menyempurnakan replika mereka.
Di sini, siswa akan bekerjasama dalam membuat prototype, dan bersama-sama melihat juga mencatat mengenai bagian mana yang berhasil, bagian mana yang tidak, apa yang harus diganti, apa yang harus dikurangi, dan seterusnya. Hal-hal tersebut dilakukan sebagai penguatan struktur kemampuan elaborasi. Sebuah kemampuan individu yang sangat penting untuk dimiliki di masa sekarang ini, karena dengan kemampuan tersebut para siswa dapat terbiasa dalam bekerjasama dengan orang lain, dan mampu menempatkan diri mereka dengan tepat dalam sebuah lingkungan yang penuh keragaman cara berpikir dan bertindak untuk fokus mencapai tujuan bersama. Kegiatan mencatat kekurangan dan kelebihan, juga dapat membuat siswa berkonsentrasi dan termotivasi untuk terus berupaya menyempurnakan prototype mereka. Bekerjasama merupakan bentuk yang lebih kompleks dari sekedar bekerja bersama, karena dalam bekerjasama siswa saling membantu, mengingatkan dan memotivasi, supaya mereka mampu mencapai tujuan bersama yaitu menciptakan sebuah replika roller coaster yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan audience mereka.
Hal –hal yang telah dilalui dalam LP LAUNCH 4 membuktikan bahwa kemampuan elaborasi yang baik menolong siswa untuk mampu membuat gagasan menjadi sebuah bentuk konkret yang memberi manfaat besar. Karena kreativitas akan bermakna bila pada akhirnya, segala gagasan yang sebelumnya hanyalah ada dalam setiap isi kepala siswa atau narasi-narasi panjang dalam diskusi, mampu dielaborasi dan berhasil dibuat nyata dengan mewujudkan prototype yang dapat mereka lihat, raba dan bahkan gunakan secara langsung.
LP LAUNCH 4 berhasil mengkondisikan siswa agar berusaha menjawab tantangan mengenai apakah mereka siap melakukan peluncuran model roller coaster yang mereka ciptakan bersama, dengan mendorong mereka berelaborasi lalu mengetest dan memperbaiki model roller coaster agar semakin sempurna. Tepat setelah siswa menyelesaikan model roller coaster, dan melakukan revisi dengan menganalisa dan menemukan faktor apa saja yang membuat model mereka berhasil atau gagal, kemudian guru sekali lagi mengajak siswa untuk melihat kembali hasil kerja mereka dan meyakinkan mereka sekali lagi mengenai apakah model roller coaster tersebut telah siap untuk diluncurkan atau belum.
**
Setelah melewati semua proses dari fase 1 – 6, maka tibalah siswa pada fase akhir “Launch It to The World”. Tujuan dari fase ini adalah siswa dapat membuat petunjuk penggunaan model roller coaster untuk dapat digunakan oleh audience dan agar siswa dapat meyakinkan audience bahwa rollercoaster mereka adalah yang terbaik untuk para audience. Kegiatan ini akan berlangsung selama 60 menit. Guru sepenuhnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memutuskan bagaimana cara yang dipilih mereka untuk mempresentasikan model roller coaster mereka kepada para audience.
Dalam kegiatan ini, siswa akan di beri kesempatan untuk memilih salah satu dari 5 opsi metode penyampaian kepada teman-temanya. Opsi pertama yaitu dengan membuat daftar instruksi yang menunjukkan bagaimana roller coaster bekerja. Kedua yaitu, membuat daftar instruksi dengan ilustrasi gambar yang menunjukkan cara kerja roller coaster. Lalu opsi ketiga adalah membuat video yang menunjukkan kerja dari roller coaster tersebut, sedangkan opsi keempat adalah membuat iklan untuk roller coaster mereka. Kemudian opsi kelima adalah membuat gambar ilustrasi langkah-langkah yang menunjukkan bagaimana pengalaman mengunakan model roller coaster mereka.
Setelah setiap kelompok memutuskan cara mereka dalam memilih cara presentasi yang dapat mempengaruhi audience mereka, lalu mereka diberikan kesempatan untuk melakukan pameran dan demonstrasi rollercoaster secara berkelompok. Setiap kelompok akan diwakili oleh salah satu anggota kelompok untuk menunjukkan demonstrasi cara kerja roller coaster milik kelompoknya di depan siswa yang lain. Pada fase akhir ini, siswa perwakilan tersebut dapat menyampaikan pengalaman kerja keras mereka hingga menghasilkan karya model roller coaster terbaik yang dapat mereka ciptakan, untuk meyakinkan audience tentang betapa roller coaster mereka adalah hasil yang terpercaya.
**
Salah satu yang sangat menarik dari LP LAUNCH adalah rasa percaya diri siswa dikembangkan. Siswa diberi kebebasan untuk menentukan langkah-langkah penting di setiap fase dan sebagai pengambil keputusan. Langkah akhir yang diambil pada setiap fase sangat penting karena akan menentukan progres pada fase berikutnya. Kesalahan analisa di awal akan menjauhkan mereka dari solusi permasalahan.
LP LAUNCH juga mampu menghadirkan sebuah proses berpikir panjang yang hingga menghasilkan design produk yang sesuai dengan keinganan audience. Dari kegiatan- kegiatan pada setiap fasenya, siswa diarahkan untuk memiliki kesadaran dalam berpikir supaya mereka dapat melihat bagaimanakah kelebihan dan kekurangan dari rancangan mereka. Hal ini membuat mental mereka semakin tangguh dan semakin percaya diri sehingga dapat mengukur dan memprediksi sejauh mana kesiapan mereka untuk membagikan rancangan mereka kepada orang lain.
Kemampuan menjelaskan (eskpositori) menjadi salah satu fokus yang ditonjolkan dalam LP Launch. Mereka harus bisa menjelaskan ide-idenya dengan jelas supaya ide tersebut bisa dipahamo oleh orang lain. sangat penting untuk dikuasai siswa karena membantu siswa dalam menyampaikan ide mereka, namun juga dapat membuat audience tertarik dan tergerak untuk menyimak dengan baik tentang cara yang benar dan tepat dalam menggunakan model roller coaster yang mereka ciptakan. Setelah audience mendengar penjelasan yang kuat dan jelas lalu mereka dapat melihat dan merasakan sendiri pengalaman menggunakan model roler tersebut, audience dapat memiliki keyakinan terhadap model roller coster dan tentunya dapat memberi apresiasi kepada desainer model tersebut. Hal ini tentunya akan membuat siswa –siswa kreatif ini semakin percaya diri dalam menggunakan kemampuan individualnya sebagai desainer untuk setiap permasalah yang disodorkan kepadanya di masa mendatang.
Sebagai sebuah rencana pembelajaran, LP LAUNCH menaruh fokus pada perkembangan siswa secara individu. Mereka dibangun supaya memiliki pribadi yang tidak mudah menyerah dalam merealisasikan pekerjaan kreatif mereka. Siswa juga otomatis mengembangkan sikap resiliensi karena mereka belajar mendengarkan kritik, bahkan secara sadar siswa meminta kritikan atas model yang mereka.
Dari pengalaman Kelompok Imajinasi mengaplikasikan LAUNCH Lesson Plan di kelas, secara garis besar kesimpulan sementara yang dapat dituliskan diantaranya sebagai berikut:
- Design thinking dan “growth mindset” siswa terstimulasi dengan sangat baik.
- Revisi atau iterasi mengajarkan siswa supaya selalu berpikir ulang apabila menemui masalah.
- Wawasan siswa makin baik karena pada setiap fase siswa diajarkan untuk mengkoneksikan teori, knowledge yang dimiliki, dengan permasalahan yang muncul di sekitar mereka.
- Siswa terpacu mengeluarkan ide-ide kreatif.
- Kemampuan sosial emosional siswa berkembang significant.
- Mental dan rasa percaya diri siswa meningkat.
- Siswa dilatih all out saat menjalani seluruh proses fase–fase Launch yang menantang keberanian untuk berimajinasi, bertindak, dan mengambil keputusan berdasar pemikiran yang logis.
***





